Diberdayakan oleh Blogger.
-OPEN-

Perkembangan budaya masyarakat awal di Indonesia

Posted by : Unknown

Tanggal : Selasa, 19 Maret 2013


Zaman prasejarah merupakan zaman manusia belum mengenal tulisan. Zaman ini banyak meninggalkan benda yang merupakan hasil dari cipta, rasa dan karsa sesuai dengan masanya sebagai hasil kebudayaan masyarakat atau yang lebih dikenal dengan Artefak.
Kebudayaan Indonesia pada zaman itu dibagi 2, yaitu :
1. ZAMAN BATU
a. Zaman Batu Tua (Paleolithikum)
Pada zaman ini kebutuhan dan pola pikir manusia masih simpel, sehingga alat-alatnya pun masih sederhana, seperti dari batu kasar yang belum di haluskan dan belum banyak ragamnya
Taken : 29/9/2012 http://wacananusantara.org/kapak-genggam/

Kapak genggam merupakan hasil dari kebudayaan zaman Batu Tua atau Paleolitikum, di mana salah satu manusia pendukungnya adalah Pithecanthropus erectus. Mereka hidup secara berkelompok dan tinggal secara berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain. Kapak genggam pernah ditemukan oleh Von Koeningswald pada 1935 di Pacitan, Jawa Timur. Hasil penyelidikan menunjukkan kapak jenis
Kapak genggam dibuat dari gamping kersikan dan berbentuk lonjong. Dinamakan kapak genggam karena digunakan dengan cara menggenggam, mirip dengan kapak tetapi tidak bertangkai, yang kemudian sering disebut dengan chopper (alat penetak) atau kapak perimbas.


Kapak perimbas adalah kapak yang tajamnya berbentuk konveks (cembung) atau kadang-kadang lurus, diperoleh melalui pemangkasan pada salah satu sisi pinggiran batu. Kulit batu masih melekat pada bagian besar permukaan batu. (Marwati Djoened Poesponegoro;2008, 96).
Melihat seluruh penemuan di wilayah Punung, dari hasil-hasil penggolongan alat-alat Paleolitik yang ada, bahwa jenis kapak Perimbas menduduki tempat utama diantara alat-alat yang massif. Kapak Perimbas budaya Pacitan oleh Heekeren dibagi dalam beberapa jenis yaitu Tipe setrika (iron-heater chopper) yang berbentuk panjang menyerupai setrika, berpenampang lantang plano-konveks, dan memperlihatkan penyerpihan yang tegas dan Tipe kura-kura (tortoise ) yang cirinya beralas membulat dengan permukaan atas yang cembung dan meninggi. (Modul Sejarah "Hayati Tumbuh Subur" kelas X)


b. Zaman Batu Tengah (Mesolithikum)
Pendukungnya Homo Sapiens, hidup mulai menetap, mulai bercocok tanam dan mengenal kesenian. Dan di temukannya alatnya dari batu yang sudah diasah,dan. dihaluskan sebagian saja.
Abris Sous Roches atau tempat perlindungan di bawah karang (gua karang) merupakan tempat tinggal yang digunakan manusia purba yang terdapat di tepi laut atau di daerah pegunungan kapur. Merupakan tempat tinggal yang bersifat sementara yang berbentuk gua. Banyak di temukan di Pacitan (Jawa Timur), Teluk Tiron (Papua), Pulau Seram (Maluku), dan Sulawesi Selatan. Penemuan gua karang tersebut di dasarkan pada bukti fosil manusia purba secara utuh ditemukan di gua karang dekat Pacitan. (http://jatheymuna.blogspot.com/)
Kjokkenmodinger atau sampah dapur adalah tumpukan kulit kerang yang menggunung atau membentuk bukit. Kjokkenmodinger ini banyak di temukan di muka di sepanjamg pantai timur pulau Sumatra (Langsa serta medan)

c. Zaman Batu Baru/Muda (Neolithikum)
Alatnya sudah dihaluskan seluruhnya. Hidup sudah mulai menetap, sudah menghasilkan makanan(food producing), Alatyang dihasilkan sudah menunjukan tingkat penguasaan teknologi dan cita seni yang tinggi seperti kapak persegi (beliung persegi) ditemukan di Sumatera, Bali, Jawa, dan kapak lonjong yang ditemukan di Irian, Maluku, Sulawesi Utara, Tanimbar serta perhiasan dan pakaian dari kulit kayu.
Kapang lonjong terbuat dari bahan nefrit yang berwarna hijau dan sudah diasah. Kapak lonjong yang berukuran besar dinamakan Walzenbell sedangkan yang kecil disebut Kleinbell. Daerah pusat kapak lonjong adalah papua dan wilayah Indonesia bagian Timur.
Gerabah terbuat dari tanah liat yang belum memakai pelarikan(roda landasan) tetap. Setelah benda yang dikehendaki terbentuk, maka benda dihaluskan dari luar dan dalam dengan batu kecil yang licin, berupa tembikar (peliuk belangga) yang dihiasi gambar seni.

d. Zaman Batu Besar (Megalithikum)
Pada masa ini manusia sudah mampu membuat bangunan dari batu besar. Umumnya, bangunan dibuat dari batu inti utuh yang kemudian dibentuk dan dipahat untuk keperluan tertentu.
Gambar diatas adalah sarkofagus yang ditemukan di Pangururan. Sarkofagus adalah keranda batu atau peti mayat yang terbuat dari batu. Bentuknya menyerupai lesung dari batu utuh yang diberi tutup. Dari Sarkofagus yang ditemukan umumnya di dalamnya terdapat mayat dan bekal kubur berupa periuk, kapak persegi, perhiasan dan benda-benda dari perunggu serta besi.
Temuan sarkofagus memiliki berbagai jenis bentuk dan tipe dengan bentuk dan ornamen yang berbeda. ada yang memiliki motif seperti kepala manusia dengan rambut panjang, ada yang berbentuk kepala manusia memiliki sanggul, bentuk wajah menyeramkan, dan semua bentuk tersebut terdapat patung pria di bawah dagunya dan patung wanita di belakangnya. Dari temuan ini dapat disimpulkan bahwa nenek moyang kita terdahulu telah meiliki nilai seni yang tinggi yang dapat menciptakan sesuatu yang memiliki nilai jual tinggi. Ukuran bangunan kubur batu ini juga bervariasi, panjang berkisar antara 148 cm- 307 cm, lebar 60 cm – 125 cm, tinggi 96 cm – 180 cm. (http://wacananusantara.org/sarkofagus-peninggalan-kebudayaan-masyarakat-megalitikum/)
Punden Berundak yaitu bangunan dari batu yang tersusun bertingkat-tingkat dan berfungsi untuk memuja arwah nenek moyang yang ditemukan di Lebak Sibedug

0 komentar:

Popular Posts

VOCALOIDS 3

Copyright © 2012 OGS jr | Hatsune miku Theme | Designed by Johanes DJ